
Mudik Aman Sampai Tujuan Bersama BUMN 2025
Halo SobatBP!✨
Tahun ini Balai Pustaka kembali menyelenggarakan Program “Mudik Aman Sampai Tujuan Bersama BUMN 2025” loh!
Jangan sampai lewatkan kesempatan ini dengan pantau terus media sosial resmi Balai Pustaka untuk informasi selanjutnya ya
⚠ Kuota terbatas! Siapa cepat dia dapat! Jangan sampai kehabisan nantinya ya SobatBP!
Perayaan HUT Balai Pustaka ke-106
Jakarta – (26/09/2023), Jumat, 22 September 2023 lalu, Balai Pustaka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-106. Acara tersebut dihadiri oleh jajaran Direksi Balai Pustaka serta seluruh karyawan yang turut berkontribusi dalam menjadikan Balai Pustaka sebagai salah satu lembaga penerbit dan sastra yang berpengaruh di Indonesia.
Perayaan HUT ke-106 Balai Pustaka ini menjadi momen istimewa di mana seluruh insan Balai Pustaka berkumpul bersama untuk merayakan perjalanan panjang lembaga ini dalam mengembangkan dunia sastra Indonesia.
Terdapat berbagai kegiatan menarik selama perayaan, termasuk sambutan dari Direksi yang memberikan apresiasi kepada seluruh karyawan atas dedikasi dan kerja keras mereka, selain itu, perwakilan karyawan hadir untuk berbicara tentang pengalamannya, perasaannya terhadap Balai Pustaka, serta harapannya untuk Balai Pustaka di masa depan.
Dalam rangka perayaan HUT ke-106, Balai Pustaka juga menyertakan lomba internal untuk mencari tagline dan desain logo yang akan menjadi representasi semangat dan identitas Balai Pustaka di tahun ini. Pemenang tagline dan desain logo yang terpilih diumumkan, kemudian kedua pemenang naik ke panggung untuk menerima penghargaan yang diberikan oleh Direksi.
Puncak acara adalah pemotongan tumpeng bersama, sebuah simbol harapan untuk masa depan yang cerah bagi Balai Pustaka. Sebelum pemotongan tumpeng, disampaikanlah ucapan syukur dan doa bersama untuk merayakan perjalanan panjang Balai Pustaka. Jajaran Direksi bersama perwakilan karyawan secara bersama-sama memotong tumpeng, mencerminkan kolaborasi dan keterlibatan semua pihak dalam perjalanan Balai Pustaka.
Sebelum penutupan acara perayaan HUT ke-106 Balai Pustaka, suasana riang dan penuh semangat tetap terjaga. Salah satu kegiatan menarik yang dihadirkan sebelum penutupan acara adalah games interaktif berupa quiz mengenai Balai Pustaka dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pada akhir games, peserta yang berhasil menjawab pertanyaan diumumkan sebagai pemenang. Mereka diberikan hadiah menarik sebagai penghargaan atas partisipasi dan pengetahuan mereka.
Acara pun ditutup dengan foto bersama.

Kurban Berkah Balai Pustaka bersama BAZNAS
Jakarta – (10/07/2023). Jumat, 30 Juni 2023 lalu, PT Danareksa (Persero) dan anggota Holding BUMN Danareksa lainnya, termasuk Balai Pustaka, menyalurkan total 13 ekor kurban sapi dan 14 ekor kurban kambing melalui BAZNAS.
Penyerahan bantuan Donasi Kurban Holding BUMN Danareksa dilakukan di Masjid Darussalam, PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), Cakung, Jakarta Timur
Balai Pustaka menyumbangkan 1 ekor sapi untuk dikurbankan, yang diperkirakan bisa menghasilkan sekitar 150 kantong daging kurban.
150 kantong daging hasil kurban tersebut pun dibagikan kepada orang-orang yang membutuhkan di sekitar kantor pusat
Balai Pustaka.
Mudik Gratis BUMN 2023 Bersama Balai Pustaka
Jakarta – (05/05/2023). Rabu, 19 April 2023 lalu, Tim Balai Pustaka menghadiri acara pelepasan peserta Mudik Bersama BUMN ke Tegal yang diselenggarakan di Menara Danareksa, bersama anggota holding lainnya.
Acara berlangsung sejak pukul 06.00 pagi, dimulai dengan registrasi ulang peserta mudik dan dilanjutkan dengan penyerahan goodie bag kepada perwakilan peserta mudik Balai Pustaka oleh Direktur Utama PT Balai Pustaka, Bapak Achmad Fahrodji, sebagai bentuk simbolis pelepasan.
Sebelum keberangkatan para peserta mudik, dilakukan doa dan foto bersama perwakilan peserta dan Direktur Utama Danareksa serta para direktur utama dari perusahaan anggota holding.
Balai Pustaka melakukan pelepasan peserta mudik yang berjumlah 27 orang untuk berangkat ke Tegal. Pelepasan dilakukan oleh Direktur Utama Danareksa, Bapak Yadi Jaya Ruchandi, didampingi oleh para direktur utama lainnya serta panitia pelaksana.
Program mudik gratis Bersama BUMN ini merupakan salah satu penerapan dari Bakti BUMN sebagai bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
TJSL Series bersama Balai Pustaka: “Jalan Tak Berujung- TJSL BUMN”
Jakarta – (27/03/2023). Senin, 20 Maret 2023 lalu, diadakan Talkshow TJSL Series “Jalan Tak Berujung-TJSL BUMN” di Kafe Sastra, Balai Pustaka pada pukul 13.30.
Acara ini dihadiri oleh peserta dengan jumlah 70 orang, dan dibintangi oleh 3 orang narasumber berpengalaman, yaitu Agus Yuswanta selaku VP TJSL PT PLN (Persero, Kepala Divisi Kelembagaan dan Strategi Korporasi PT Jasa Raharja, Radito Risangadi, dan Rio Widyandaru, CECT Universitas Trisakti.
Masing-masing narasumber membawakan materi yang bermanfaat dengan tema yang berbeda, antara lain, Lifecycle CID Strategy yang dibawakan oleh Agus Yuswanta, Sustainable Business Strategy oleh Radito Risangadi, dan materi terakhir Creating Sustainability Impact through TJSL Programs oleh Rio Widyandaru.
Setelah acara selesai dilaksanakan, Balai Pustaka juga mengadakan Wisata Edukasi bagi peserta TJSL yang ingin mengetahui sejarah Istana Peradaban Balai Pustaka.
Bersama Balai Pustaka, Egi Fedly dan Windi Sofyan Ingin Mengisi Kekosongan Buku tentang Seni Peran di Indonesia
Jakarta – (03/03/2023). Pada hari Senin, 20 Februari 2023 lalu, Balai Pusaka kedatangan dua seniman yang sangat bertalenta, yakni Egi Fedly sang aktor senior Indonesia serta Windi Sofyan yang merupakan penulis dengan pengalaman dalam bidang permusikan Indonesia. Di kunjungan kali ini, Balai Pustaka berkesempatan untuk berbincang bersama keduanya terkait rencana peluncuran buku bertema seni peran di Indonesia karya Windi Sofyan yang terinspirasi dari perjalanan karir Egi Fadly.
Selamat Datang di Istana Peradaban Balai Pustaka untuk Bang Egi dan Kak Windi, suatu kehormatan untuk kami karena kedatangan seniman-seniman bertalenta ini. Bang Egi adalah salah satu aktor yang membintangi film Sacrophagus Onrust yang berubah judulnya menjadi Kutukan Peti Mati, akan tayang di bulan Mei 2024. Boleh diceritakan, sejak kapan ide-ide kepenulisan tentang seni peran ini mulai muncul dan kenapa ingin berlabuh berkolaborasi dengan Balai Pustaka? Mungkin bisa dimulai dari Bang Egi dulu, ya.
Sebenarnya, ini perjalanan yang singkat, tapi panjang. Ada proses awal ide-ide celetukan antara Windi dan Teuku Rifnu Wikana, terus akhirnya nyambung karena saya juga punya pikiran yang sama, yaitu tentang langkanya buku yang membahas seni peran yang praktis, yang sekarang ini ada lebih cenderung kepada teori seni peran. Sementara itu, saya melihat ada satu sisi yang kosong pada para anak muda yang mempunyai minat mendalami seni peran, saya pikir mereka juga perlu melihat dan belajar dari pengalaman aktor-aktor. Dari satu pemikiran itu akhirnya kami sepakat membuat sebuah buku tentang pengalaman-pengalaman dari beberapa aktor dan aktris yang mempunyai pengalaman dan latar belakang yang berbeda.
Kak Windi selaku inisiator, bagaimana asal muasal dari menjadi penulis yang mengkritisi musik Indonesia, kemudian melakukan pencatatatan tentang perjalanan pembuatan film, hingga sekarang punya inspirasi untuk membuat buku tentang keaktoran dengan judul tentatif Aku Aktor?
Awalnya dijerumuskan oleh Bang Egi dan Bang Wika (Teuku Rifnu Wikana). Mereka ini yang selalu mendukung saya untuk berani menulis dan percaya bahwa kalau saya punya kemampuan untuk menulis. Awalnya, memang saya menulis tentang musik saat saya masih di Bandung, kemudian ketika sedang berdiskusi dengan Bang Egi dan Bang Wika ada satu ide yang sempat menjadi obrolan panjang. Waktu itu, Bang Wika bertanya, “Win, kamu tahu nggak kalau setiap aktor itu punya metode masing-masing untuk bisa menjaga eksistensi dan konsistensi mereka di dunia seni peran? Ini akan menarik kalau Windi yang menuliskan.” Lalu, saya bertanya, “Kenapa saya?” yang dijawab, “Saya yakin kalau Windi yang menuliskan.” Itu sekitar tahun 2008 dan baru bisa direalisasikan pertengahan tahun 2022.
Saya ingin tahu, kira-kira kedepannya harapan Kak Windi terhadap buku ini penggarapannya berapa lama dan sasaran pembaca nya seperti apa?
Cita-cita saya, 2024 bukunya sudah ada di pasaran paling lambat, sebab pencetusan ide buku ini sudah ada dari pertengahan 2022. Kalau untuk sasaran bukunya itu sendiri, seperti yang Bang Egi bilang sebelumnya, yaitu anak-anak muda yang tertarik dengan dunia seni peran, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk mereka yang sudah tidak muda pun belajar seni peran. Dari pengalaman kemarin waktu saya terlibat membantu Bang Egi di acara kelas akting, ada beberapa peserta yang sudah tidak muda atau beragam umurnya dan mereka sangat antusias. Jadi, saya pikir buku ini sasarannya sangat luas dan beragam. Sasaran utamanya memang anak muda, tapi tidak menutup kemungkinan untuk selain anak muda.
Sebagai penutup, nih, Bang Egi, saya ingin tahu menurut Bang Egi apakah para peminat seni peran ini memang betul-betul dahaga terhadap kehadiran buku ini atau buku ini hanya sekedar mengisi kekosongan saja?
Sebetulnya, dua hal itu punya jawaban masing-masing. Kalau saya lihat, di Pulau Jawa ini sekolah, sanggar seni, dan lainnya itu cenderung lebih mudah diakses dibandingkan dengan yang di luar Pulau Jawa. Bayangkan, kalau ada anak muda di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, atau di pelosok lain, mereka punya ketertarikan dan passion menjadi seorang aktor, tapi tidak ada sekolah atau sanggarnya? Saya yakin seni peran itu bisa dipelajari dengan berbagai cara dan tidak mutlak harus sekolah atau sanggar, nah, ini salah satu kemungkinan bisa membantu dengan memberikan sebuah pengalaman dari para pelakunya, tentang bagaimana mereka yang tadinya bukan aktor dan ada latar belakang lain, tapi bisa masuk ke bidang aktor. Sisi itulah yang masih kosong di perbukuan kita, sisi terkait pengalamannya, karena kadang-kadang teori terlalu berat.
Selanjutnya, penutup dari Kak Windi, kalau boleh spoiler, siapa saja aktor atau aktris yang akan ditampilkan di buku ini? Yang mereka sudah bersedia dituliskan pengalamannya di buku ini.
Yang jelas ada abang saya, Teuku Rifnu Wikana yang saya pikir sangat layak untuk ditulis, ada Bang Egi sebagai perumus utama ide ini, Vino G. Bastian, Lukman Sardi, ada juga Yayang Senur yang akhirnya mau dituliskan setelah saya bujuk. Ada pula yang sekarang lagi hangat-hangatnya dibicarakan, Bang Aswendi sang pemain Ngeri-Ngeri Sedap. Selain itu, ada salah satu favorit saya yang punya latar belakang sebagai jurnalis, yaitu Kak Marissa Anita, saya pikir dengan latar belakang tersebut sangat bisa menginspirasi pembaca. Lalu, ada juga Bang Mathias Mucus dan satu lagi ada Kak Dewi Irawan yang punya latar belakang menarik, yaitu satu keluarga yang mendalami seni peran.
Niat baik Egi Fedly dan Windi Sofyan terhadap seni peran di Indonesia akan segera tertuang dalam bentuk buku fisik yang dicetak oleh Balai Pustaka. Simak obrolan lengkapnya hanya di Youtube Balai Pustaka Official.
Wisata Edukasi SDN Rorotan 02 Pagi ke Istana Peradaban Balai Pustaka
Jakarta – (27/02/2023). Pada hari Senin pagi, 27 Februari 2023 lalu, PT Balai Pustaka kedatangan siswa-siswa kelas 5 SDN Rorotan 02 Pagi yang berjumlah sebanyak 63 siswa dan 4 orang guru pendamping. Kegiatan yang disebut Wisata Edukasi ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah awal berdirinya PT Balai Pustaka yang sudah ada sejak 1908 dahulu dan bagaimana Balai Pustaka berkembang seiring dengan zaman dan teknologi yang ada.
Acara ini diselenggarakan di Kafe Sastra yang terletak di kawasan PT Balai Pustaka. Acara pertama dimulai dengan sambutan dari Ibu Huri Yani selaku Manager Department Heritage Development dan juga Ibu Heni selaku Wakil Guru Pendamping dari SDN Rorotan 02 Pagi. Setelah itu, acara berlanjut dengan hiburan bernyanyi bersama oleh Rizki Gatra selaku Tim Wisata Edukasi. Agenda selanjutnya adalah mengajak dan mengedukasi siswa-siswa serta guru pendamping berkeliling lingkungan Balai Pustaka serta menunjukan koleksi-koleksi buku lama yang sudah disimpan sejak Balai Pustaka pertama kali didirikan dan dipajang dengan hati-hati di ruang arsip. Setelah lelah berkeliling kawasan Balai Pustaka, anak-anak diajak menonton film animasi cerita rakyat Lutung Kasarung dan Timun Mas karya Balai Pustaka.
Agenda terakhir diisi dengan permainan tebak gambar berhadiah yang diadakan oleh Tim Wisata Edukasi serta pertunjukan seni yang ditampilkan oleh anak-anak SDN Rorotan 02 Pagi. Terdapat empat pertunjukan seni yang ditampilkan oleh siswa-siswa, yaitu puisi, menyanyi, tari tradisional ondel-ondel, dan tari tradisional Jawa Barat. Acara ditutup dengan penyerahan kenang-kenangan dari Tim Humas Balai Pustaka kepada Ibu Heni selaku perwakilan guru SDN Rorotan 02 Pagi.
Rumah di Tengah Sawah, Kepingan Masa Kecil Penulis di Tembung, Sumatra Utara
Jumat, 24 Februari 2023 – Penerbit Balai Pustaka resmi menerbitkan novel karya Muhammad Subhan yang berjudul Rumah di Tengah Sawah dengan wajah sampul baru, pada hari lahir Balai Pustaka 22 September 2022 lalu. Novel Rumah di Tengah Sawah ini berkisah tentang petualangan tiga sahabat Agam, Bondan, dan Anton yang tinggal di permukiman rumah di tengah sawah dengan segala suka duka mereka.
Lewat acara terbaru Balai Pustaka yang disebut Ngoceh Buku dengan tagline Ngobrol Ceria Hari Ini tentang Buku, Tim Ngoceh Buku berkesempatan untuk membedah sekaligus berbincang-bincang dengan dua orang di balik Rumah di Tengah Sawah, yakni sang penulis, Muhammad Subhan atau yang akrab dipanggil dengan Kak Han, dan sang ilustrator kover, Avia Maulidina, yang akrab dipanggil Kak Avia.
Menurut Kak Han, menulis tuh apa sih?
Ketika orang tanya, kenapa Muhammad Subhan menulis? Apakah untuk uang, popularitas, atau hal-hal lain? Poin paling penting adalah ketika saya menulis, saya ingin dalam karya saya ada sesuatu yang dipetik atau dipungut oleh orang lain. Bagian-bagian yang dipetik itu bisa menginspirasi dan memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka. Nah kalau menuju ke belakang, panjang sekali, 20 tahun lalu ketika ayah saya meninggal dunia di Aceh ketika konflik, saya sebagai tulang punggung keluarga mengajak Ibu dan adik merantau ke Padang. Ketika itu, kebanyakan perusahaan, took dan instansi pemerintah tidak menerima lowongan karena saya hanya tamatan SMA dan belum punya skill, saya kembali mengingat ke masa SMP-SMA. Sejak SMP saya sudah suka baca buku, tulis buku. Lalu saya berpikir, kenapa tidak menulis saja yang saya kembangkan? Ketika saya mulai fokus di situ ternyata Tuhan itu memberikan saya jalan, “Ya Muhammad Subhan, kamu berbakat menulis.” Lalu, saya kirimlah tulisan-tulisan ke koran, surat kabar dan majalah. Alhamdulillah ditolak, hahaha. Kemudian saya kirim lagi berulang kali sampai suatu hari hasil karya saya beberapa dimuat dan saya bermotivasi untuk terus menulis sampai hari ini. Untuk sampai pada titik ini saya menjalani kurang lebih proses selama 10 tahun. Jadi, menulis adalah sesuatu yang membuat saya terinspirasi dan mudah-mudahan dari tulisan saya itu bisa menginspirasi banyak orang.
Mungkin Kak Avia bisa memberikan insight, membuat kover buku itu sejatinya apa, sih?
Kalau menurut saya, membuat kover itu memvisualisasikan kepingan cerita novel kepada pembaca agar pembaca mau membaca isi keseluruhannya. Di Rumah di Tengah Sawah ini, atmosfer yang saya tangkap adalah atmosfer yang membuat pembacanya merasa damai. Oleh karena itu, pada kover saya menampilkan dua tokoh, yakni tokoh Agam dan juga tokoh Bondan yang sedang bermain layang-layang, saya gunakan pula warna-warna yang sejuk dipandang mata, agar para pembaca bisa mendapat kesan yang pas dengan isi cerita.
Nah, Kak Han bisa coba ceritakan atau berikan deskripsi singkat sinopsis dari buku Rumah di Tengah Sawah ini?
Rumah di Tengah Sawah ini punya sejarah yang panjang. Ketika ayah dan ibu saya bertemu di Medan—karena ibu saya ketika gadis merantau ke Medan dan ayah saya yang berasal dari Aceh juga merantau ke Medan—mereka tinggal di rumah yang terletak di tengah sawah. Kawasan Tembung, Medan, Sumatera Utara, itu sebelum gedung-gedung besar yang hari ini berdiri di sana, dulunya merupakan hamparan sawah yang sangat luas sekali. Saya di situ masih sempat menangkap belut di pematang sawah, memancing ikan lele dan ikan gabus, kemudian di tengah lapangan yang sangat luas merasakan sepoi angin yang asyik, juga mencari pohon-pohon petai yang kecil ke sebuah tempat di sana. Berbekal memori tersebut, pada novel ini, saya mengangkat persahabatan tiga orang anak. Ada Agam, Bondan, dan Anton yang tinggal di deretan rumah tengah sawah, di perbukitan kecil. Mereka bertetangga karena tidak ada warga-warga lain, sehingga persahabatan masa kecil mereka diukir bertiga saja. Mereka ke sawah, main layang-layang, dan lain sebagainya. Di novel ini ada nilai-nilai moral pula, tentang bagaimana mereka bisa hormat kepada orang tua dan guru, tolong menolong, dan lain sebagainya, sehingga cocok untuk dibaca anak-anak membaca usia di SMP dan SMA karena ada kekuatan atau nilai-nilai edukasi literasi untuk remaja.
Untuk proses kreatif nih Kak Han, bagaimana sih proses penulisan novel di Rumah di Tengah Sawah ini dari awal sampai menjadi sebuah novel yang rampung?
Proses penulisan membutuhkan waktu lebih kurang 5-6 bulan, tapi sebenarnya ide novel ini sudah saya niatkan sejak tahun 2011. Saya tekadkan novel Rumah di Tengah sawah ini harus terbit, sampai akhirnya bisa diterbitkan di Balai Pustaka.
Terkait penulisan, adakah hambatan yang paling mengganggu atau menghambat penulisan novel Rumah di Tengah Sawah ini?
Sepanjang proses penulisan 5-6 bulan itu tidak ada hambatan berarti, tapi walaupun demikian proses yang paling berat dihadapi oleh seorang penulis adalah ketika dia harus membaca ulang naskahnya. Jadi, untuk penulis-penulis muda, saya kira tidak cukup sekali tulis jadi terbit. Tidak bisa begitu. Sebuah novel perlu dibaca ulang dan dibaca ulang, sehingga persoalan satu tanda baca saja itu akan memberikan pengaruh kepada pemaknaannya. Saya berusaha untuk membaca ulang berkali-kali agar saya menjadi editor untuk naskah saya sendiri. Ditambah dengan adanya editor dari Balai Pustaka, jadi semakin keren deh naskahnya.
Kalau Kak Avia, bagaimana pertama kali muncul ide untuk membuat kover seperti ini?
Awalnya saya tentu membaca dulu semua halaman-halamannya, mencari apa sih keunikan dari Rumah di Tengah Sawah? Untungnya, untuk Rumah di Tengah Sawah ini dari judulnya pun sudah unik. Setelah saya baca lebih lanjut lagi, ternyata ada empat rumah berjejer di tengah sawah dan itu hal unik yang bisa diangkat ke dalam kovernya. Kemudian, saya temukan kekuatan lainnya dari novel ini, yaitu karakter-karakter yang nggak kalah inspiratif serta kegiatan mereka. Jadilah, saya menggambarkan Agam bersama Bondan yang sedang bermain layangan seperti salah satu scene pada novel.
Terakhir nih, Kak Han, mengapa pembaca harus memiliki novel Rumah di Tengah Sawah?
Sama seperti yang saya sampaikan tadi, bahwa dalam novel Rumah di Tengah Sawah ini ada muatan-muatan literasinya, muatan-muatan moralnya, ada sikap keteladanan. Di situ ada kejujuran, sikap bertanggung jawab, tolong menolong, dan ini penting dimiliki oleh anak-anak kita hari ini—ketika mereka sibuk dengan gadget-nya, ketika mereka lebih bangga dengan budaya-budaya asing, sementara akar budaya di Indonesia yang melingkupi Sabang sampai Merauke punya kekuatan-kekuatan nilai yang sangat bagus untuk mendukung mereka menjadi orang-orang besar suatu hari nanti. Kalau kita bawa budaya dari luar negeri kan nggak mungkin, maka kita angkatlah nilai-nilai kearifan lokal kita yang bertebaran banyak sekali dan salah satunya tentu ada dalam novel Rumah di Tengah Sawah. Saya ucapkan pula terima kasih kepada Balai Pustaka yang sudah bersedia mengangkat dan membesarkan novel ini.
Buku-buku Balai Pustaka Mengisi Pojok Baca SDN Duren Tiga 01 Pagi
Jumat, 17 Februari 2023 – Pasca lengangnya sekolah selama pandemi, banyak fasilitas yang kondisinya memburuk karena luput dari pemeliharaan. Buku-buku di perpustakaan, contohnya, rawan menjadi korban santapan rayap. Hal inilah yang terjadi di SDN Duren Tiga 01 Pagi.
“Sekitar tiga bulan lalu, Kepala Sekolah SDN Duren Tiga 01 Pagi menginformasikan bahwa semua buku di perpustakaan rusak dan perlu banyak buku baru untuk mengisinya,” ungkap Zainal Abidin Amir, salah satu anggota Komite Sekolah. Ia memutuskan untuk menghubungi PT SUCOFINDO, BUMN yang letaknya tak jauh dari sekolah. Laporan ini pun segera ditanggapi oleh PT SUCOFINDO. Melalui program TJSL “Pojok Baca Sekolah”, PT SUCOFINDO setuju untuk melakukan pembaruan terhadap perpustakaan SDN Duren Tiga 01 Pagi.
Dari sinilah PT SUCOFINDO menjalin kolaborasi bersama PT Balai Pustaka. Buku-buku Balai Pustaka dinilai berkualitas dan sarat akan mutu, sehingga cocok untuk menjadi bahan bacaan anak usia sekolah. Alhasil, tumpukan buku Balai Pustaka pun terpampang pada Pojok Baca Sekolah SDN Duren Tiga 01 Pagi yang diresmikan pada Selasa, 14 Februari 2023 lalu.
Acara peresmian ini turut dihadiri oleh perwakilan Balai Pustaka, yakni Bapak Subiyanto selaku Sekretaris PT Balai Pustaka serta Grevy Luvendra Granet yang menjembatani kolaborasi antara kedua BUMN. Selama acara berlangsung, tampak senyum cerah di wajah anak-anak SDN Duren Tiga 01 Pagi menyambut wajah baru perpustakaan mereka. Harapan PT Balai Pustaka, buku-buku Balai Pustaka dapat turut mengantar pemilik senyum-senyum tersebut hingga mereka menjadi generasi yang cerdas dan bermanfaat bagi bangsa serta negara.
Balai Pustaka bersama Holding Danareksa kembali distribusikan bantuan untuk korban bencana alam Gempa di Kabupaten Cianjur
Jumat, 09 Desember 2022 – Balai Pustaka bersama Holding Danareksa kembali distribusikan bantuan untuk korban bencana alam Gempa di Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.
Tidak hanya kebutuhan pokok yang diberikan, Balai Pustaka juga berkesempatan mengisi acara hiburan dengan story telling, musikalisasi puisi dan mengajak anak-anak yang terdampak untuk menulis. Harapannya dengan kegiatan tersebut dapat menghibur dan memberikan motivasi untuk anak-anak pasca bencana gempa,serta menumbuhkan semangat literasi.
PT Balai Pustaka bersama Holding Danareksa akan terus berkomitmen bergerak cepat untuk meringankan korban terdampak bersama Holding Danareksa dan senantiasa turut mengulurkan tangan kepada masyarakat sebagai bentuk kontribusi dan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan terhadap kepedulian dalam rangka mendukung Pemerintah memitigasi dampak yang ditimbulkan dari bencana yang melanda masyarakat khususnya korban Gempa Cianjur.