Judul: Hendardji Soepandji: Perjalanan Prajurit Polisi Militer yang Tak Pernah Berhenti Mengabdi untuk Bangsanya- Mengisi Pembangunan Sebagai Prajurit Aktif (Jilid 3)

Penulis: Novo Indarto

Jumlah Halaman: 158

Ukuran buku: 29,7 x 21 cm

Sinopsis:

Buku Perjalanan Prajurit Polisi Militer yang Tak Pernah Berhenti Mengabdi untuk Bangsanya merupakan sebuah buku biografi Mayjend. TNI (Purn) Drs. H. Hendardji Soepandji, S.H. yang di dalamnya mengungkap berbagai segi kehidupan Mayjend. TNI (Purn) Drs. H. Hendardji Soepandji, S.H. Buku ini terdiri atas empat jilid.

Jilid 3 Mengisi Pembangunan Sebagai Prajurit Aktif 2003 – 2010 menyajikan tiga bab pembahasan yang menyajikan beragam kisah menarik dan inspiratif. Pada Bab 1 pembaca akan diajak mengikuti kiprah Hendardji Supandji dalam dimensi penugasan dengan spektrum tantangan yang luas, yang bukan hanya berkisar pada bidang kemiliteran, misalnya ketika menjabat Wadan Puspomad dan Kabid Organisasi KONI Pusat 2003, sebagai ketua tim penyusunan RUU OR KONI Pusat 2003 hingga lahir UU No. 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan, pengungkapan Kasus Penembakan di Mile 62 – 63, sebagai CDM Paralimpic Games Athena 2004 dan menghadiri Olimpiade Athena 2004, pengungkapan pelaku penembakan Mil 62 – 63 Timika melalui operasi klandestin, pelatihan Raider 2004 di Pusdiklatpassus Situ Lembang Batujajar, sebagai Ketua Tim Supervisi PB PON 2004 di Palembang, aktif dalam penanganan Tsunami Aceh 26 Desember 2004, sebagai Dansatgas Pam Ops Hutan Lestari Berkedudukan di Sorong Papua 22 Februari 2005, hingga dalam kesepakatan Helsinki 15 Agustus 2005 sebagai Titik Akhir Pertikaian GAM – NKRI.

Pada bagian berikutnya yaitu Bab 2 disajikan narasi mengenai upaya membangun jiwa korsa & profesionalisme prajurit melalui kecintaan pada bangsa, negara, dan TNI pada jabatan Danpuspomad 2006. Selain itu diuraikan pula kisah penangkapan Antonius Wamang 10 Januari 2006, pelaku penembakan Mile 62 – 63 Timika melalui operasi klandestin, dlsb.

Kemudian, pada Bab 3 diuraikan penerapkan deteksi dini dan cegah dini sebagai strategi menjaga stabilitas keamanan nasional. Hal tersebut dimulai dari satuan terkecil agar tidak berkembang melahirkan instabilitas keamanan Nasional serta pentingnya kontrol ketat 40 Atase Pertahanan Matra Darat di Luar Negeri. Masih pada bagian ini, disajikan pula kisah dan hikmah ketika menjabat Asisten Pengamanan Kepala Staf Angkatan Darat; Damai di Bumi Rencong; Menjadi Aspam KASAD 2008 – 2010; Kunjungan ke SID Mindef Singapore pada 2008; Kunjungan ke DGSE Prancis pada 2008; Kunjungan ke Pentagon pada 2009; peluncurkan buku; dan saat memasuki fase pensiun pada 1 Maret 2010.